BANYUWANGI - Tim Doktor Mengabdi (DM) Universitas Brawijaya berkolaborasi dengan KKN Tematik dari LPPM Universitas Brawijaya (UB) melakukan bimbingan teknis terkait formulasi pakan ternak di Desa Kandangan, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (25/8/2022).
Desa Kandangan merupakan salah satu desa berperan sebagai penyangga kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan membentuk SPKP “Wana Wira Sejahtera (WWS)”.
Didirikan pada tahun 2009, dengan bentuk usaha ekonomi berupa budidaya bebek petelur, puyuh, telor asin usaha berkembang dengan baik di tahun 2020 . Hasil budidaya tersebut berkembang menjadi usaha lain, seperti peternakan kambing dan bebek pedaging.
Meskipun berkembang dengan baik, sayanganya ada kendala yang ditemui pada peternak unggas di SPKP WWS, seperti rendahnya efisiensi dalam pemberian pakan bebek yang berdampak adanya pakan reject sebesar 10-20% per hari.
Selama ini peternak bebek SPKP WWS menggunakan maggot sebagai pakan bebek Akan tetapi jumlah pasokan magot masih terbatas masih dicampur dengan bahan pakan lain sehingga perlu pelatihan dan alat pembuat pakan pelet.
Dalam proses pemberian pakan, maggot dikombinasikan dengan bekatul dan roti BS yang dicampur secara manual dengan hasil akhir tekstur pakan basah untuk pakan bebek. Setiap harinya, terdapat sisa porsi pakan yang sudah dicampur, tidak dimakan oleh bebek (10-20%) sehingga menjadi basi, menggumpal dan akhirnya terbuang, serta tidak layak sebagai pakan bebek untuk diberikan pada hari berikutnya.
Kondisi tersebut berdampak pada peningkatan biaya untuk pembelian pakan ternak bebek sehingga perlu antisipasi dengan membuat pakan bebek menjadi bentuk pellet dengan pertimbangan umur simpan yang lebih awet, formulasi konsisten, campuran homogen, kering dan tidak menggumpal sehingga kualitas pakan campuran (mix) menjadi lebih maksimal untuk bebek.
Oleh sebab itu, perlu adanya diseminasi teknologi dalam proses produksi pakan bebek dan juga direncanakan untuk produksi pakan burung puyuh dalam bentuk pellet dengan implementasi Mesin Penggiling / Penepung dan Mesin Pencetak Pellet skala TTG.
Ketua pelaksana kegiatan Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP dari Fakultas Teknologi Pertanian bersama timnya Dr. Khotibul Umam AA, SPet, MSi (Fakultas Peternakan), Rini Yulianingsih, STP, MT, Ph.D (Fakultas Teknologi Pertanian), Rani Yuswanita, SPi, MSi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), dan Vindhya Tri Widayanti, STP, MP (Fakultas Teknologi Pertanian) serta pihak TN Meru Betiri melakukan BIMTEK pada peternak bebek guna memberikan formulasi pakan yang baik, sehat, dan berkualitas untuk penggemukan dan peningkatan kualitas hasil ternak dengan harga yang relatif lebih murah.
Melalui BIMTEK tersebut harapannya dapat membantu perekonomian masyarakat desa setempat untuk dapat membuat pakan secara mandiri bahkan dapat menjadikan pakan formula, sehingga bisa meningkatkan produktivitas pakan, efisiensi biaya serta kualitas pakan ternak.
Pasca bimtek dilanjutkan dengan pendampingan sekaligus praktek pembuatan pakan sesuai dengan formulasi pakan dengan bahan yang selama ini dilakukan. Mahasiswa ikut berperan langsung dalam pembuatan pakan tersebut, terutama dalam perhitungan formulasi pakan dan juga penggunaan mesin yang telah diberikan pada hari yang sama pada kegiatan bimtek sebelumnya.
Capaian keberhasilan yang didapat dalam kegiatan Program Doktor Mengabdi tepatnya pada permasalahan pakan ternak yaitu mitra dapat meningkatkan jumlah produksi pakan dan menjaga kualitas ternak yang dimiliki saat saat praktek pelaksaan bimtek kelompok SPKP WWS dapat memproduksi 100kg pelet dengan formula pakan ternak dari bahan bahan yg tersedia di sekita. Kegiatan ini juga dapat menjadi mata pencaharian baru bagi masyarakat apabila pakan yang dibutuhkan sudah terpenuhi, mereka dapat memasarkan hasil pembuatan pakan yang dibuat.
Kepala Balai TN Meru Betiri Mamam Surahman, S.Hut, M.Si melalui Plh Kepala SPTN I Sarongan Wahyu Candra Kirana, S.Hut menyampaikan sinertigas antara perguruan tinggi , TN Meru Betiri dan pemerintah Kabupaten harus di dukung bersama karena hal tersebutlah yang menjadi tanda negara hadir untuk rakyat mengingat masyarakat di sekitar penyangga TN Meru Betiri. (*)